Sam Poo Kong Semarang
Kuil Agung Sam Poo Kong |
Sam Poo Kong merupakan salah satu ikon wisata Kota Semarang yang terkenal sebagai tempat peribadatan Kong Hu Cu. Namun sebenarnya adalah salah satu cikal bakal peradapan Islam di Jawa. Pada awalnya, Sam Poo Kong adalah sebuah masjid yang dibangun dengan perpaduan antara arsitektur budaya Cina dan Jawa. Sampai saat ini masih sering dipadati pengunjung terutama pada akhir pekan. Ada yang hanya melancong, berziarah, maupun melakukan ibadah serta yang tidak kalah menarik adalah ciam shie (meramal).
Hari ini Saya berkesempatan menjelajah tidak hanya bagian luar/ halamannya saja melainkan sampai ke dalam bangunan. Hanya saja ada beberapa area/spot yang tidak diperkenankan untuk diambil gambarnya. Kuil ini dibangun pada abad ke-18 dengan nama Sam Poo Kong, yang berarti “seorang leluhur dengan tiga kekuatan”.
Sekilas Sejarah Kuil Agung Sam Poo Kong
Selengkapnya klik disini.
Sam Poo Kong kini |
Siapakah Laksamana Cheng Ho
Silsilah Garis Keturunan
Laksamana Cheng Ho adalah keturunan ke 37 dari Nabi Muhammad SAW. Benarkah? Baca selengkapnya disini.
Biografi Singkat
Laksamana Chengho ini berasal dari bangsa Hui,
salah satu bangsa minoritas Tionghoa. Laksamana Cheng Ho adalah sosok
pelaut muslim Tionghoa yang tangguh dan berjasa besar terhadap pembauran,
penyebaran, serta perkembangan Islam di Nusantara. Cheng Ho (1371–1435)
adalah pria muslim keturunan Tionghoa, berasal dari propinsi Yunnan di Asia
Barat Daya. Kisah lengkapnya baca disini.
Tentang Cheng Ho yang mungkin Anda belum tahu adalah bahwa sampai akhir masa hidupnya Ia tidak pernah menikah, karena sejak usia 10 tahun telah dikebiri dan menjadi kasim. Kisah lengkapnya klik disini.Bangunan Klenteng
Klenteng dengan luas 1.020 meter persegi ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni bagian luar berupa halaman dan bagian dalam yang berupa 5 buah kuil tempat pemujaan. Antara bagian luar dan bagian dalam atau inti terpisah oleh kolam ikan dan pagar kawat berduri. Untuk masuk ke area halaman saja Anda hanya dikenakan tiket masuk seharga Rp 5.000,- untuk hari Senin-Kamis dan Rp 8.000,- untuk Jumat-Minggu. Sedangkan untuk masuk ke area dalam Anda akan dikenakan tambahan biaya seperti yang tertera pada gambar di bawah ini.
Kolam ikan dan pagar kawat berduri sebagai pemisah antara bagian luar dan dalam. |
Bagian Luar Klenteng
Di bagian luar bangunan klenteng, terdapat area luas yang dipergunakan untuk event karnaval saat tahun baru Imlek, pertunjukkan atraksi Barongsai dan kegiatan-kegiatan lain seperti bazar atau festival kuliner. Salah satu yang menarik adalah patung Laksamana Cheng Ho berlapis emas yang emasnya sendiri didatangkan langsung dari Tiongkok, ini adalah bentuk hadiah dari Pemerintah Tiongkok sebagai bentuk penghormatan terhadap Sang Panglima.
Patung Cheng Ho |
Lilin raksasa |
Selain itu, juga terdapat panggung pertunjukkan untuk pementasan teater yang dibagian bawahnya terdapat ruangan seperti aula untuk tempat persiapan sebelum tampil.
Panggung Pertunjukkan |
Bagian Dalam Klenteng
Ada 5 buah tempat pemujaan di dalam klenteng, kelima bangunan itu merupakan simbol sholat lima waktu bagi yang muslim. Hanya saja bagi umat Kong Hu Cu, waktu ibadah mereka tidak ditentukan kapan alias bebas. Setiap tempat pemujaan/ kuil terdapat seorang juru kunci yang bertugas membersihkan, menjaga kuil dan mengarahkan yang akan beribadah. Bangunan kuil yang utama dan terbesar adalah kuil ketiga atau yang terletak ditengah-tengah. Urutan yang harus dikunjungi pun mulai dari yang utama atau yang ditengah, bukan dari yang pinggir.
1. Tempat Pemujaan Sam Poo Kong/ Sam Poo Tay Djien
Kuil ini merupakan bangunan terbesar diantara kelima kuil yang lain. Disinilah tempat utama dan yang pertama dikunjungi bagi umat Kong Hu Cu yang ingin sembahyang. Dinding bagian luar di belakang bangunan ini dihiasi relief batu yang menceritakan kisah perjalanan Laksamana Cheng Ho selama kurang lebih 30 tahun di sekitar abad ke-15. Batuan untuk relief ini juga berasal dari Tiongkok. Sementara seniman ukirnya didatangkan dari Bali.
Bagian Samping Kuil Sam Poo Tay Djien |
Bedug, merupakan simbol kerukunan umat beragama |
Tempat Pemujaan |
Di bawah kuil ini terdapat ruang bawah tanah yang dipergunakan menyimpan barang-barang peninggalan Cheng Ho dan anak buahnya. Yang menarik, terlihat banyak kepingan koin atau uang logam yang sengaja dilempar untuk keberuntungan bagi mereka yang percaya.
Bagian Depan Kuil menuju tempat penyimpanan |
Batu peninggalan Cheng Ho |
Benda-benda peninggalan dan uang koin dan mata air suci yang tidak pernah kering |
Pemandangan dari dalam ruang bawah tanah |
Relief tentang kisah perjalanan Cheng Ho |
Kisah yang diceritakan pada relief |
Salah satu kisah yang menarik pada relief tersebut adalah ketika Cheng Ho diperintahkan untuk mengawal seorang putri dari dinasti Ming yang akan dipersunting oleh seorang raja di Malaysia. Itulah sebabnya di Malaysia terdapat banyak warga Cina, ternyata mereka berasal dari keturunan sang putri.
Pada bagian tengah-tengah relief terdapat ruangan yang disebut dengan Gua. Di tempat ini disediakan air suci yang dipercaya oleh umat yang ingin minta berkah rezeki dan dapat menyembuhkan semua penyakit. Sumber sumur airnya berasal dari lokasi tempat penyimpanan di ruang bawah tanah, yang airnya dialirkan ke atas sampai ke tempat ini. Sumurnya sendiri merupakan peninggalan Oey Tiong Ham. Untuk meminumnya langsung atau mau dibawa pulang harus melalui Bio Kong yang nanti akan didoakan terlebih dahulu. Ruangan yang satu ini tidak diperkenankan mengambil gambar.
2. Makam Kyai Juru Mudi
Terletak di sebelah kiri dari Kuil Utama, yaitu kuil kedua yang di dalamnya terdapat makam sang juru mudi kapal Laksamana Cheng Ho, ialah Wang Jing Hong yang dikenal oleh orang lokal dengan julukan Dampo Awang. Pada bangunan ini terdiri dua bagian, yaitu makam Kyai Juru Mudi di bagian dalam yang dipisahkan dengan tembok penyekat dan bagian luar untuk tempat sembahyangan. Biasanya pada malam Selasa Kliwon dan malam Jumat Kliwon banyak para peziarah yang datang untuk mencari berkah.
Makam Kyai Juru Mudi |
3. Nyai Cundrik Bumi
Ini adalah kuil dengan urutan kunjungan ketiga. Terletak di bagian paling dekat dengan pintu masuk. Di depan bangunan kuil ini terdapat 8 patung Dewa Penjuru Mata Angin.Dulunya, area ini dijadikan tempat penyimpanan dan perawatan pusaka. Di sini juga merupakan tempat goa lama berada sebelum dipindahkan karena longsor. Sekarang di sini hanya menjadi simbolisasi saja. Sudah tidak ada lagi pusaka yang tersisa di sini.
Kuil ketiga, Nyai Cundrik Bumi |
8 Dewa penjuru mata angin |
Terletak di sebelah kanan bangunan kuil utama, yaitu kuil yang keempat, diberi nama Mbah Kyai Jangkar. Di tempat ini dipakai untuk tiga tempat pemujaan sekaligus. Yang paling kiri ada jangkar sekoci yang jatuh ketika armada Zheng He pertama tiba di Jawa, dan ditemukan di Kali Kuping. Sedangkan jangkar utama jatuh di Rembang.
Jangkar Sekoci |
Di bagian tengah, terdapat tempat pemujaan Nabinya umat Kong Hu Cu. Sedangkan pada sisi paling kanan terdapat tempat pemujaan Arwah Hoo Ping. Arwah Hoo Ping adalah arwah orang meninggal yang tidak dirawat oleh keluarganya. Hoo Ping artinya teman, mereka ditampung disini untuk didoakan. Arwah Hoo Ping diperingati tiga kali dalam setahun, yaitu sehari sebelum Imlek, saat Ceng Beng, dan saat upacara Ulambama (Jit Gwee).
Arwah Hoo Ping |
Nabi Kong Hu Cu |
Di bagian depan kuil, jika kita melihat ke atas bagian pohon terlihat akar pohon rantai, akar pohon yang menyerupai bentuk rantai, mungkin Anda hanya akan menemukannya disini.
Akar pohon rantai |
Dari sinilah bonggol akar pohon rantai ini berasal |
5. Kyai Nyai Tumpeng
Terletak di sebelah kanan bangunan Mbah Kyai Jangkar, merupakan kuil terakhir.Kyai Nyai Tumpeng adalah juru masak Zheng He. Nama aslinya Han Li Bao, putri dari Tiongkok yang diboyong oleh Zheng He untuk membantu memasak di kapal. Dulunya ini tanah biasa. Sampai ketika ada seorang suhu yang datang untuk sembahyang dan kerasukan. Ia menyebut-nyebut “Tumpeng! Tumpeng!”. Maka yayasan membuatkan tempat ini sebagai penghormatan terhadap Han Li Bao.
Tempat pembakaran uang kertas |
Toko Souvenir dan Persewaan Kostum
Di dekat pintu keluar terdapat toko souvenir dan persewaan kostum. Untuk persewaan kostum harga mulai dari Rp 80.000,- sd Rp 120.000,- tergantung model pakaian yang disewa.
Aneka souvenir |
Toko souvenir dan persewaan kostum |
Image: Source |
Lokasi
Alamat: Jalan Simongan No. 129, Bongsari, Semarang
Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah 50148
Google Map: klik disini
6 comments
Semarang memang kental dengan wisata sejarahnya, seandainya juga terdapat wisata alam seperti di kabupaten lainnya mungkin kota semarang akan lebih rame dikunjungi wisatawan untuk datang ke kota tercinta kita heehe
ReplyDeleteWisata alam sdh ada, contohnya Gua Kreo... hanya mungkin kurang populer y kak...
DeleteAsiiiik ada pemandu wisatanya. Aku paling suka kalau ada pemandunya. Apalagi ke tempat wisata sejarah
ReplyDeleteBayar 35rb say...
DeleteKeren juga Kuil Sam Poo Kong ini..
ReplyDeleteSering wacana mau ke sini tapi gagal terus.. hadehh..
Suasananya kayak di China juga..
Ayo diagendakan mas...
DeleteTerima kasih sudah mau berkomentar...