TOTTO-CHAN: GADIS CILIK DI JENDELA

by - Thursday, September 21, 2017

Resume Novel Kategori Non Fiksi


Totto Chan Gadis Cilik di Jendela

Identitas Buku


Judul                   :  Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela

Judul asli            :  Totto-Chan: The Little Girl At The Window
    Penulis asli         :  Tetsuko Kuroyanagi
      Alih bahasa        :  Widya Kirana
        Penerbit              :  PT Gramedia Pustaka Utama
          Halaman             :  272 halaman
            Tahun  Terbit     :  2004
              Cetakan              :  Keduapuluh dua, Januari 2017

              Resume Buku

              Buku ini bercerita tentang Totto-chan, nama aslinya Tetsuko Kuroyanagi si penulis novel ini. Seorang gadis cilik yang harus di keluarkan dari sekolahnya di usia 7 tahun. Guru-guru di sekolah menganggap Totto-chan nakal. Padahal gadis cilik periang itu hanya memiliki keingin tahuan yang besar tentang sesuatu dan dipandang aneh jika dibandingkan dengan teman-temanya. Seringkali Totto-chan berdiri di depan jendela, memandang keluar dan tiba-tiba memanggil pemusik jalanan yang berpakaian kumuh. Kemudian ia mengumumkan kepada seisi kelas, "Mereka datang!"dan anak-anak berlarian ke jendela sambil memanggil-manggil para pemusik itu. Ia kemudian meminta mereka memainkan lagu, maka terdengarlah lengking nyaring klarinet, bunyi gong, genderang, dan samisen-alat musik petik khas Jepang. Bisa dibayangkan betapa kacaunya saat itu. Dan sudah tak terhitung lagi kekacauan yang diperbuat Totto-chan, kata guru kelasnya. AkhirnyaTotto-chan pun dikeluarkan dari sekolah dengan alasan selalu membuat keributan di kelas. 

              Mama Totto-chan tak bisa berbuat apa-apa selain menyekolahkan anaknya ke sekolah lain. Sekolah yang bisa memahami dan mengajari putrinya menyesuaikan diri dengan orang lain. Setelah mencari kemana-mana akhirnya Mama menemukan sekolah yang pantas untuk purtinya. Mama tidak bilang kepada Totto-chan bahwa dia dikeluarkan dari sekolah karena Mama tidak ingin putrinya menderita tekanan batin, jadi diputuskannya untuk tidak memberi tahu Totto-chan sampai dewasa kelak. Dan ia pun mendaftarkan Totto-chan ke Tomoe Gakuen.

              Totto-chan senang sekali, di sekolah itu para murid belajar di dalam gerbong kereta sebagai pengganti ruang kelas. Ia bisa belajar sambil melihat ke halaman sekolah dan merasa sedang melakukan perjalanan naik kereta. Sekolah yang berlambang dua simbol kuno berbentuk koma yang berwarna hitam dan putih ini dikepalai oleh Sosaku Kobayashi memang lain dari sekolah yang lain.
              Sistem pendidikan di Tomoe Gakuen sangat berbeda dengan sekolah konvensional lainnya. Di sana, murid-murid boleh mengubah urutan pelajaran sesuai dengan minat mereka. Ada yang memulai dengan belajar fisika, ada yang memilih menggambar, ada yang ingin belajar bahasa dulu, pokoknya bebas. Tak jarang pula kepala sekolah mengajak jalan-jalan para murid sambil menjelaskan apa saja yang mereka lihat saat jalan-jalan. Tanpa disadari oleh para murid, mereka telah belajar banyak hal, dengan cara yang sangat menyenangkan. Belum pernah Totto-chan merasa segirang ini saat bersekolah. Ia merasa kerasan di Tomoe Gakuen. Selain karena cara belajarnya menyenangkan, ia juga punya banyak teman dan Kepala Sekolah yang sayang pada semua murid. Totto-chan yang tadinya dianggap nakal ternyata adalah anak yang baik. Hal ini terlihat dari betapa ia sangat menyayangi teman-temannya, yang beberapa di mereka memiliki cacat fisik. Kepala sekolah juga menetapkan makan siang dengan membawa  “sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan“. Dan sebelum makan siang, kepala sekolah mengucapakan kata “ Itadakimasu “ yang artinya selamat makan. Dan biasanya setelah makan siang Totto-chan dan teman-temanya berjalan-jalan kemudian, ketika mereka melewati kebun bunga, guru akan menceritakan kepada mereka bagaimana bunga sesawi bisa bermekaran. Karena sekolah itu begitu unik Totto-chan sangat senang dan amat menyukai sekolah itu, hingga dia memutuskan untuk datang ke sekolah setiap hari dan takkan pernah berlibur.

              Hari demi hari dilewati Totto-chan dengan kegembiraan dan peristiwa yang tak terduga. Sampai-sampai, ia dan teman-temannya yang lain tak menyadari bahwa perang pasifik sudah pecah. Sampai kemudian, perang dan segala kengerianya telah mulai terasa di kehidupan  Totto-chan dan keluarganya. Setiap hari, para pria dan pemuda di sekitar tempat tinggalnya dikirim pergi untuk berperang. Hingga beberapa hari kemudian, Tomoe terbakar!!

              Semuanya terjadi pada malam hari. Banyak bom yang dijatuhkan pesawat B29 menimpa gerbong-gerbong kelas. Sekolah Tomoe sudah tak ada. Api berkobar menghancurkan semuanya. Totto-chan tak pernah tahu bagaimana perasaan kepala sekolah saat melihatnya, tapi yang ia tahu hatinya merasa sesak saat tahu keinginanya untuk menjadi guru di Tomoe telah hancur. Serta dia ingat kata-kata perpisahan yang diucapkan kepala sekolah “kita akan bertemu lagi“ dan kata-kata yang selalu diucapakan kepadanya, “kau itu anak yang benar-benar baik, kau tahu itu, kan?”. Sambil merasa yakin akhirnya Totto-chan tertidur. Kereta merayap dalam gelap, membawa para penumpang yang diliputi kecemasan…………..

              Totto Chan Gadis Cilik di Jendela

              Pesan 

              • Pendidikan karakter harus dimulai sejak usia dini, bagaimana anak-anak harus membuang sampah ditempatnya, mengantri, berbagi bekal dengan teman, saling membantu dan peduli dengan lingkungan sekitar, menghormati orang yang lebih tua, menghargai kepentingan orang lain, tidak boleh mengganggu atau membuat orang lain merasa terganggu.
              • Kita bisa mengambil kesimpulan bahwa dalam proses belajar mengajar dalam pendidikan anak usia sekolah dasar berbeda dengan anak-anak usia sekolah menengah. Para murid sekolah dasar lebih senang belajar dengan metode yang berbeda. Yaitu biasa disebut bermain sambil belajar. Para siswa SD menyenangi metode balajar yang menyenangkan dan tidak monoton.
              • Dalam kurikulum pendidikan Sekolah Dasar Indonesia menerapkan belajar sesuai dengan apa yang sudah di atur di kurikulum. Para siswa mau tidak mau suka tidak suka harus mengikuti semua pelajaran yang mungkin sebagian dari mereka menganggap pelajaran tersebut tidak menarik atau malah membuat stres. Hal ini membuat semangat belajar para siswa/i Sekolah dasar menjadi menurun.

              Pengarang


              Sumber:
              Resume Buku Totto Chan: Gadis Cilik Di Jendela oleh Amy Arminadya Awani - Kompasiana.com
              http://www.kompasiana.com/amyawany/resume-buku-totto-chan-gadis-cilik-di-jendela_54f5f68fa33311e6048b45c9
              Resume Buku "Totto-chan, Gadis Cilik di Jendela" oleh Arini Izzaty Alhaqiqiyah - Kompasiana.com
              http://www.kompasiana.com/ariniizzatyalhaqiqiyah/resume-buku-totto-chan-gadis-cilik-di-jendela_55ccc93d1cafbdfa178ff319
              Blognya Sri muliyani: RESENSI NOVEL Totto-chan
              http://srimuliyani.blogspot.co.id/2014/08/resensi-novel-totto-chan.html
              wonderfulstory: resensi novel Totto chan
              http://jullyindry47.blogspot.co.id/2013/01/resensi-novel-totto-chan.html
              Tetsuko Kuroyanagi - Wikipedia
              https://en.wikipedia.org/wiki/Tetsuko_Kuroyanagi

              You May Also Like

              4 comments

              1. setujuuu banget .. ibu cerdas

                ReplyDelete
              2. Alhamdulillah bu..di Indonesia mulai banyak sekolah alam... ga melulu duduk dikelas seperti sekolah dasar atau tk pada umumnya.. Pembelajaran di sekolah alam banyak dilaksanakan di ruang terbuka, dengan memanfaatkan potensi yang ada di dalam lingkungan sekolah... jd siswa ga cepet bosen dan jenuh 👍

                ReplyDelete
                Replies
                1. Ih mantap lho ulasannya... harusnya nulis di blog jg say😘

                  Delete

              Terima kasih sudah mau berkomentar...